Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung kembali melaksanakan program penguatan moderasi beragama yang telah memasuki tahun kelima. “Program ini bertujuan menyamakan persepsi dan memperkuat pemahaman moderasi beragama di kalangan dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidikan (tendik). Melalui program ini, diharapkan seluruh civitas akademika dapat menjadi agen moderasi di lingkungan masing-masing”. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. Hasniah Aliah, M. Si. pada pembukaan Seminar Moderasi Beragama di Aula Anwar Musaddad (29/05/2024).
Dalam sambutannya, Prof. Hasniah Aliah menekankan pentingnya program ini sebagai agenda rutin. “Kegiatan ini bertujuan memperkuat moderasi beragama untuk membentuk generasi JUARA (Jujur, Unggul, Akuntabel, Religius, dan Adaptif) di lingkungan sivitas akademika FST,” ujarnya.
Seminar Moderasi Beragama yang mengambil tema “Penguatan Moderasi Beragama untuk Membentuk Generasi JUARA Rahmatan lil ‘Alamin” ini diikuti dengan antusias oleh lebih dari 1000 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan tenaga pendidik.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Prof. Nasaruddin Umar hadir sebagai pemateri utama. Sebelumnya, beliau sempat hadir secara daring dalam kegiatan serupa. Dalam paparannya, Prof. Nasar menekankan bahwa substansi yang tidak bertentangan dengan Islam adalah bagian dari Islam itu sendiri. “Jangan terperdaya terhadap citra buruk yang ditampilkan oleh media atau filosofi dari bangsa lain. Sesungguhnya agama yang diridhai dan diterima di sisi Allah SWT adalah agama Islam,” tegasnya.
Prof. Nasar juga menyoroti pentingnya belajar dari berbagai peradaban, termasuk China. Ia mengutip pepatah, “Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China,” yang mencerminkan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk terus mencari ilmu, bahkan dari tempat yang jauh sekalipun. Menurutnya, Islam adalah ideologi terbuka yang mengakomodasi berbagai pengetahuan dan seni, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang memiliki asisten non-muslim, Salman Al Farisi (saat awal bersama Rasulullah), yang berperan penting dalam mempertahankan kota Madinah pada perang Parit.
Selain pimpinan fakultas, acara ini dihadiri oleh Kepala Biro AUPK Dr. Imam Safe’i, dan Direktur Rumah Moderasi Beragama UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. H. Usep Dedi Rostandi yang sekaligus sebagai moderator.
Karo Akademik UIN SGD, dalam sambutannya, menyampaikan visi Rektor baru terkait moderasi beragama. Ia menekankan bahwa semua civitas akademika harus berpartisipasi aktif dalam program ini. “Beragama itu beragam dan warna-warni itu indah,” katanya. (azaw_asa_fst).