“Idealanya pembinaan mahasiswa itu mencapai dua kompetensi dasar, yaitu terkait kompetensi humanistik dan profesional. Kompetensi humanistik adalah pembentukan karakter sedangkan kompetensi profesional terkait dengan pengembangan profesi mahasiswa sesuai dengan disipilin ilmunya masing-masing. Karena itulah maka kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan harus mengarah kepada kedua hal tersebut”. Demikian disampaikan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. Hasniah Aliah, M. Si., dalam pembukaan Workshop “Pembinaan Mahasiswa” Fakultas Sains dan Teknologi di Hotel Puri Khatulistiwa Jatinangor Sumedang (6/09/2021).
Dalam rangka pembinaan kegiatan kemahasiswaan, kami terus berupaya melaksanakan arahan Rektor UIN Sunan Gunung Djati bahwa kegiatan organisasi kemahasiswaan harus lebih banyak ke arah peningkatan akademik (profesional), setidaknya 70%. Di Fakultas Sains dan Teknologi ini semua organisasi kemahasiswaan sudah mencapai 60% bahkan ada yang lebih yang mengarah ke peningkatan akademik. Hal ini merupakan kemajuan yang sangat bagus karena sebelumnya hanya sekitar 30% saja, tegas Dr. Hasniah.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Wakil Dekan III Fakultas Pendidikan MIPA UPI Dr. Dadi Rusdiana dan Wakil Dekan III Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr. Fahma Wijayanti, M. Si. “Dari dua narasumber tersebut kita bisa banchmark sehingga bisa memperkaya referensi dalam membuat model pembinaan mahasiswaa FST”, ungkapnya.
Worskhop yang diikuti oleh 45 peserta yang terdiri dari para Ketua Jurusan, para Ketua Unit dan para pimpinan organisasi kemahasiswaan di lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi tersebut dibuka oleh Kepala Biro A2KK Drs. H. Choirudin, MM. Dalam sambutannya H. Choirudin menyampaikan bahwa lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung itu bukan hanya pintar, cerdas atau hebat, tapi memiliki karakter yang kuat, yaitu akhlakulkarimah yang membanggakan. Model pembinaan ini harus dalam rangka mencapai visi UIN Sunan Gunung Djati yaitu “Menjadi Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN tahun 2025”.
Sementara itu menurut Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama Dr. Aep Saepuloh, M. Si., bahwa pembinaan kemahasiswaan penting diperbaharui untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman dengan standarisasi yang jelas. “Dalam rangka menyempurnakan model pembinaan mahasiswa FST ini, kita sudah beberapa kali membahasnya bersama seluruh organisasi kemahasiswaan dan masukkan dari jurusan. Kita bahas bagaimana pembinaan mahasiswa yang mempunyai standar yang jelas dari semua organisasi kemahasiswaan dari sejak diterima, masuk ke kuliah sampai lulus dan siap terjun ke masyarakat. Karena itu materi, metode, tahapan dan hal-hal lainnya harus terintegrasi antar ormawa, dengan jurusan dan fakultas serta adanya kontinuitas yang jelas ”, pungkasnya (Lukman-fst).