Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung menyelengarakan Seminar Nasional Biologi ke-2. Seminar Nasional Biologi (SEMABIO) bertujuan untuk mempertemukan pemikiran, gagasan, dan pengalaman diantara para ahli biologi, akademisi dan pelaku industri. Dalam laporan tertulisnya, Ida Kinasih, PhD selaku ketua pelaksana kegiatan SEMABIO 2 melaporkan bahwa kegiatan diselenggarakan di Aula Anwar Musaddad dengan dua sesi yaitu sesi seminar umum dan seminar paralel. Tema yang diangkat yaitu berkaitan dengan pemanfaatan biodiversitas berbasis kearifan local dengan narasumber Prof. Dr. H. J. Heeres (Groningen Universitiet), Dr. Ramadhani (SITH ITB) dan Dr. Ana Widiana (Jurusan Biologi FST UIN Sunan Gunung Djati Bandung). Acara berlangsung dari pagi hingga sore hari.
Dalam sambutannya sekaligus membuka acara seminar, pimpinan UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diwakili oleh Warek Bidang Kemahasiswaan Prof. Dr. H. Mukhtar Solikhin, M.Ag mengapresiasi dan mengungkapkan rasa bangga atas terselenggaranya kegiatan seminar nasional biologi. Harapannya kegiatan tersebut dapat memberikan sumbangsih terhadap masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya hayati berbasis kearifan local. Sedangkan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. H. Opik Taupik Kurahman saat didampingi oleh Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dr. Tri Cahyanto, M.Si mengungkapkan kebahagiannya atas suksesnya penyelenggaraan kegiatan seminar nasional biologi. Hal tersebut dapat dilihat dari keterlibatan 42 institusi dari berbagai daerah di nusantara dengan jumlah peserta yang hadir 442 orang yang terdiri dari 232 pemakalah oral dan 210 peserta seminar. Hal tersebut sangat membangggakan, ungkapnya. Mudah-mudahan di masa yang akan datang, penyelenggaraan kegiatan seminar nasional biologi dapat ditingkatkan baik dari sisi pelayanan maupun output seminar. Jika tahun ini dan sebelumnya, naskah para pemakalah hanya masuk di prosiding dan jurnal nasional terindeks moraref, google scholar dan sebagainya, ke depan diharapkan naskah para pemakalah digagas untuk bisa masuk dalam prosiding mauapun jurnal terindeks bereputasi seperti scopus dan sebagainya.